Lolos Uji Coba, Teknologi EBT Karya Anak Bangsa Mulai Diterapkan

Merdeka.com – Teknologi energi baru dan terbarukan (EBT), berupa penggabungan panel surya dan power storage system (baterai penyimpan energi skala besar) yang disebut powerwall karya anak bangsa mulai diterapkan di Indonesia. Langkah ini untuk mendukung program pemerintah mengurangi pemakaian bahan bakar fosil yang menyebabkan polusi udara.

Teknologi baterai berkapasitas penyimpanan 8 KWh ini sejatinya telah diluncurkan Baran Energy pada pertengahan tahun lalu, namun baru bisa diterapkan secara sempurna setelah beberapa kali melalui uji coba hingga dipastikan layak digunakan.

CEO (Chief Executive Officer) sekaligus pendiri Baran Energy, Victor Wirawan mengungkapkan teknologi sudah bisa digunakan masyarakat umum.

“Saya bersama anak – anak milenial Indonesia saat ini telah melakukan pemasangan teknologi energi terbarukan ini di sebuah kawasan resor di daerah Ciawi, Bogor,” kata Victor seperti dikutip dari Antara, Senin (10/2).

Berkat teknologi ini, masyarakat bisa menghemat empat kali lipat bila dibanding listrik konvensional.

“Kami berharap, teknologi bisa menjadi sebuah terobosan di tengah semakin merosotnya cadangan energi fosil di dunia,” papar Victor, saat acara open house di sebuah resor swa energi di Ciawi, Bogor, dimana teknologi Baran terpasang.

 

Cara Kerja Teknologi Baran Energy

Victor menjelaskan, cara kerja teknologi Baran Energy cukup sederhana, yakni cahaya matahari dikonversi menjadi energi listrik oleh panel surya yang terpasang di atap bangunan, setelah itu dari panel surya energi listrik disalurkan ke peralatan rumah tangga, seperti lampu, kulkas, mesin air, AC, kipas angin dan lain-lain.

Sementara kelebihan energinya secara otomatis disalurkan ke penampung, berupa baterai (power storage system) untuk bisa dimanfaakan pada malam hari, atau saat kekurangan pasokan listrik.

Teknologi ini bisa digunakan, khususnya untuk rumah tinggal, tempat usaha, industri menengah, kafe, perkantoran, dan lainnya. Namun, kedepannya Baran Energy juga tengah mengembangkan power storage yang bisa digunakan untuk industri skala besar dengan daya tampung mencapai satu mega what-hour.

Victor mengungkapkan, teknologi ini selain bisa dimanfaatkan untuk wilayah-wilayah yang terisolisolir yang tidak bisa dijangkau oleh PLN, juga bisa dimanfaatkan bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan energi listrik dari cahaya matahari secara gratis yang tersedia sepanjang tahun.

“Namun, kami pastikan, teknologi Baran Energy ini akan menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia dalam waktu dekat. Pemakaian juga dipastikan juga akan sangat masif,” ucap pria yang sudah dua tahun melakukan pengembangan dan penyempurnaan teknologi ini.

Victor menjelaskan, pengembangan teknologi ini sangat selaras dengan program pemerintah Indonesia ini menargetkan penggunaan energi terbarukan sebanyak 25 persen pada 2025, tapi saat ini baru 11 persen yang baru berjalan, maka dari itu Baran Energy lahir untuk mempercepat serta membantu masyarakat Indonesia dalam energi terbarukan sebagai salah satu alternatif penggunaan listrik dengan melalui inovasinya.

Dalam pengembangan dan penerapan teknologi ini, Baran Energy bekerja sama dengan sejumlah pengembang nasional, yang sedang mengembangkan kawasan properti swa energi. [idr]

Sumber : https://www.merdeka.com/uang/lolos-uji-coba-teknologi-ebt-karya-anak-bangsa-mulai-diterapkan.html

AKI Group bangun resort dilengkapi teknologi energi surya di Bogor

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Anugerah Kasih Investama (AKI) Group melalui anak usahanya Sultan Anugerah Propertindo (SAP) mulai membangun resort berkonsep swa energy dari energi baru terbarukan (EBT) yang bersumber dari cahaya mata hari dengan menggabungkan teknologi solar panel dan power storage system (penyimpan energi skala besar).

Resort yang dikenal dengan nama The Leaf Boutique Resort di daerah Ciawi Bogor tersebut merupakan pioneer (yang pertama) di sektor properti di Indonesia yang secara profesional dalam melakukan pengembangan swa energy dari EBT, sekaligus melakukan komersialisasi.

Direktur Sales and Marketing AKI Group Piter Sim mengungkapkan, pihaknya akan membangun 30 unit resort dan menggandeng Baran Energy yakni perusahaan yang mengembangkan teknologi penyimpanan daya listrik yang bisa memasok kebutuhan listrik di resort tersebut.

“Dari 30 unit resort yang kami bangun turanabol 20 steroides drugs, tidak semuanya akan dipasang teknologi Baran Energy. Saat ini, sudah ada beberapa unit yang sudah terpasang dan pemilik resort bebas menggunakan listrik secara gratis,” kata Piter dalam keterangan resminya, Kamis (12/3).

Piter berharap, The Leaf Boutique Resort bisa menjadi kawasan swa energy percontohan di Indonesia. Dengan teknologi tersebut, The Leaf menjadi lebih hemat energy.

Kendati teknologi Baran Energy ini bisa menghasilkan listrik secara mandiri, Piter bilang, pihaknya tetap akan menggunakan listrik yang bersumber dari PLN sebagai cadangan.

Sumber : https://industri.kontan.co.id/news/aki-group-bangun-resort-dilengkapi-teknologi-energi-surya-di-bogor

Listrik mati, saatnya melirik matahari

Padamnya listrik pada Minggu (4/8/2019) di Jawa bagian barat, membuat kita mencari alternatif sumber listrik selain dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Indonesia, sebenarnya kaya akan sumber energi alternatif. Misalnya air, angin, gas bumi, atau matahari. Nah, sumber energi yang merata adalah sinar matahari.

Energi matahari sebenarnya bisa dipetik lewat solar panel. Persoalannya, matahari tak sepanjang waktu memancarkan sinar. Setelah malam, sumber energi pergi. Lalu di mana listrik yang dihasilkan bisa disimpan?

Baran Energy, sebuah perusahaan rintisan, mengembangkan panel surya beserta baterai penyimpannya. “Selain untuk pemakaian sehari-hari, teknologi ini juga bisa dimanfaatkan sebagai back up, jika suatu saat terjadi mati lampu,” tutur Victor Wirawan, CEO Baran Energy, Senin (5/4/2019), seperti dikutip dari Kompas.com.

Menurut situsnya, ada tiga jenis penyimpanan yang mereka sediakan. Pertama, Power Wall khusus untuk rumah atau ruko yang biasanya butuh listrik 1.300 watt hingga 10 ribu watt. Lalu Power Pack, yang memiliki kapasitas 50 Kwh up to 100Kwh. Power Pack ini diperuntukkan bagi yang butuh listrik lebih besar seperti kantor atau kafe. Power Pack ini bisa untuk menyimpan listrik dari sumber lain. Misalnya listrik dari turbin angin, turbin air, atau malah listrik dari PLN.

Versi yang paling besar dan untuk kebutuhan lebih besar adalah Power Cube. Kapasitasnya sejuta kWh. Ukuran baterainya sebesar kontainer. Selain bisa menyimpan listrik dari energi baru, juga bisa menyimpan listrik yang dihasilkan dari panas bumi dan bahan bakar fosil.

Untuk kebutuhan rumah tangga, sebenarnya paket Power Wall cukup. Toh, jika suplai listriknya bisa dijual ke PLN. Asal, pemasangan panel surya ini harus seizin dari PLN. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memang mengharuskan izin ini dalam keputusannya. Salah satunya agar meteran listrik pelanggan bisa mengonsumsi (impor) dan menyetor (ekspor) listrik ke PLN.

PLN selama ini juga membeli listrik yang dihasilkan oleh produsen partikelir. Harga jual ke PLN sudah ditetapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Keputusan Menteri ESDM Nomor 55 K/20/MEM/2019, menetapkan harga jual listrik periode 1 April 2019-31 Maret 2020.

Harga jual listrik di tiap daerah bervariasi. Makin terpencil daerahnya, harga jualnya makin besar. Harga termurah sebesar Rp984 per kilowatt hours (kWh) dan termahal sebesar Rp3.041 per kWh. Secara nasional dipatok sebesar Rp1.119 per kWh.

Artinya, jika pelanggan kelebihan listrik, maka bisa menjualnya ke PLN sesuai harga yang ditetapkan.

Namun harga paket dari Baran ini ternyata lumayan mahal, walau ada skema cicilannya hingga 10 tahun. Dari informasi yang kami peroleh salah satu konsumen, untuk ukuran listrik 2 ribu watt, biayanya biayanya sebesar Rp234 juta, belum termasuk pajak. Untuk 10 ribu watt, hampir menyentuh Rp1 miliar.

Masih tertarik dengan energi alternatif?

Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/listrik-mati-saatnya-melirik-matahari

Listrik Padam Jadi Momentum Anak Milenial Tawarkan Baterai Energi

JAKARTA, KOMPAS.com – Peristiwa mati lampu yang cukup lama di sejumlah daerah di Pulau Jawa, seperti di Jakarta, Banten, Jawa Barat, serta Jawa Tengah mulai Minggu (4/8/2019) siang, hingga Senin (5/8/2019) sore ini dijadikan momentum bagi anak milenial untuk menawarkan penggunaan energy storage system atau baterai penyimpan energi.

Sekelompok anak milenial yang tergabung dalam perusahaan rintisan (startup) Baran Energy itu memang baru saja meluncurkan baterai penyimpai energi berskala besar. Mereka menawarkan baterai tersebut sebagai alternatif cadangan energi yang murah dan ramah lingkungan.

Victor Wirawan, anak muda yang menjadi CEO Baran Energy menjelaskan, peristiwa mati lampu yang cukup lama tersebut semestinya tidak perlu terjadi, jika masyarakat mulai beralih menggunakan energi alternatif berupa energi baru dan terbarukan (EBT).

“Energi alternatif itu jadi solusi. Kebetulan saat ini kami menyediakan baterai listrik yang bisa menampung energi yang dihasilkan dari sinar matahari. Selain untuk pemakaian sehari-hari, teknologi ini juga bisa dimanfaatkan sebagai back up, jika suatu saat terjadi mati lampu,” tutur Victor, Senin (5/4/2019).

Victor menjelaskan, saat ini Baran sedang mengembangkan tiga varian produk teknologi energi yang tergolong ramah lingkungan, yaitu PowerWall berkapasitas 8.8 KWh, PowerPack 126 Mb, dan PowerCube 1.2 MWh. Ketiga perangkat ini dapat digunakan mulai dari rumah tinggal, pabrik, real estate, perkebunan, pertambangan, hingga industri sekala besar.

Selain bermanfaat untuk cadangan energi, hal terpenting dari pemakaian baterai ini adalah bisa mengurangi polusi udara yang saat ini kondisinya semakin memprihatinkan. Seperti diketahui, kualitas udara Jakarta cukup buruk, namun semakin membaik pada Senin pagi setelah listrik padam.

Berdasarkan catatan AirVisual pada akhir Juli lalu, tepatnya Senin (29/7/2019) lalu, Jakarta menduduki peringkat kedua kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Jakarta tercatat 183 atau kategori tidak sehat dengan parameter PM2.5 konsentrasi 117,3 ug/m3 berdasarkan US Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara.

Namun, sejak Minggu (4/8/2019) siang setelah lampu padam di wilayah Jabodetabek, kualitas udara Jakarta menjadi lebih baik. AirVisual mencatat, Air Quality Index (AQI) Jakarta kini berada di level 75 atau jauh dibawah catatan pada akhir Juli lalu.

“Itu kan angka yang makin mendekati kualitas udara moderat atau aman tanpa memakai masker. Berkurangnya aktivitas benda penghasil polusi seperti kendaraan bermotor dan aktivitas pabrik diperkirakan menjadi penyumbang terbesar membaiknya kualitas tersebut,” kata Victor.

Untuk itu, Victor melanjutkan, sudah saat orang Indonesia mulai memikirkan cara untuk beralih pada penggunaan energi yang ramah lingkungan. Karena ketika listrik yang bersumber dari energi fosil padam, cadangan energi yang ramah lingkungan bisa digunakan dan sangat ramah lingkungan.

Saat ini Baran PowerPack yang berkapasitas penyimpanan sebesar 126 Kilowatt-hours (kWh) bisa digunakan untuk rumah berukuran besar yang memakai daya sekitar 10 kW – 60 kW, serta industri skala menengah.

Adapun perangkat paling besar adalah Baran PowerCube berkapasitas penyimpanan 1,2 Megawatt hours (MWh). Perangkat ini bisa digunakan untuk kawasan industri, pabrik, dan perkebunan, real estate, dan pertambangan.

Sumber : https://money.kompas.com/read/2019/08/05/182221726/listrik-padam-jadi-momentum-anak-milenial-tawarkan-baterai-energi

Elon Musk Indonesia Bakal Lahirkan Baby Unicorn

Jakarta, Beritasatu.com – Akhir-akhir ini, banyak perhatian masyarakat tertuju pada sejumlah tokoh muda sukses dunia, sebut saja misalnya Mark Zuckerberg pemilik Facebook, Jan Koum pendiri WhatsApp, atau Elon Musk pengusaha muda sukses yang popular dengan beberapa bisnis bertema teknologi futuristik, mulai dari bisnis otomotif ramah lingkungan hingga proyek perjalanan lintas angkasa.

Jika di luar negeri sudah banyak anak-anak muda yang sukses di bidangnya masing-masing, di Indonesia pun banyak anak-anak muda yang memiliki potensi luar biasa, bahkan sudah sukses. Adalah Victor Wirawan, anak muda milenial Indonesia yang berinisiatif mengembangkan teknologi di bidang energi terbarukan.

Victor, yang oleh teman-teman dan relasinya disamakan dan dijuluki sebagai Elon Musk versi Indonesia tersebut, saat ini bersama dengan puluhan anak-anak muda milenial berbakat di bawah naungan Baran Energy, diantaranya sedang mengembangkan teknologi power storage yang bisa menampung energi listrik, baik yang bersumber dari matahari, air, maupun angin.

“Anak-anak muda milenial bersama Baran Energy saat ini sedang menciptakan produk yang sangat revolusioner agar setiap orang tidak perlu kena beban listrik lagi. Dengan menggunakan teknologi dari Baran Energy, maka sama saja pengguna bayar listrik 5 tahun, tetapi selanjutnya Gratis listrik 15 tahun,” ucap Victor, Jumat (31/5/2019).

Dengan teknologi revolusioner yang memungkinkan masyarakat tidak perlu mengisi token listrik, Victor optimistis teknologi ini bakal mendapat respon positif dari masyarakat luas jika suatu saat mulai dipasarkan. Pasalnya, kehadiran Baran Power ini merupakan cara baru mengkonsumsi energi tanpa fosil, tidak perlu membayar listrik dan konsumen hanya mengeluarkan biaya untuk membeli perangkatnya saja, tapi kedepannya sangat menghemat pengeluaran biaya listrik.

Victor bersama puluhan anak-anak negeri yang berbakat sedang mengembangkan tiga varian produk teknologi energi ramah lingkungan, yaitu PowerWall berkapasitas 8.8 KWh, PowerPack 126 KWh, dan PowerCube 1.2 MWh. Ketiga perangkat dapat digunakan mulai dari rumah tinggal, pabrik, real estate, perkebunan, pertambangan, hingga industri sekala besar. Selain itu, Baran juga siap meluncurkan purwa rupa (prototype) mobil listrik yang nantinya suatu saat bisa dikomersilkan.

“Kami yakin, Baran Energy sebagai startup dalam beberapa waktu mendatang akan lahir menjadi salah satu baby unicorn yang bisa menampung semakin banyak anak-anak muda milenial Indonesia yang berpikiran kreatif dan inovatif,” tutup Victor.

Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, pernah menyampaikan, di tahun 2019 ini pemerintah menargetkan akan ada lima startup unicorn di Indonesia. Berdasarkan beberapa riset yang disebut Presiden Joko Widodo (Jokowi), Indonesia saat ini tela memiliki empat unicorn yaitu Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak.

Sumber : https://www.beritasatu.com/digital/557424/elon-musk-indonesia-bakal-lahirkan-baby-unicorn

Pemakaian Energi Terbarukan di antara Impian Membangun Ibu Kota Baru

JAKARTA, KOMPAS.com – Percepatan pemakaian baterai listrik dan solar panel harus terus didorong untuk mewujudkan kota yang bersih dan bebas polusi, apalagi jika itu dikaitkan dengan konsep smart city dan green city

Hal tersebut dipaparkan oleh Victor Wirawan, CEO & Founder Baran Energy, yang tengah mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) PowerWall, energy storage system berkapasitas 8.8 KW. Kebutuhan tersebut makin terasa ketika muncul impian pembangunan ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur.

Seperti dikatakan Presiden RI Joko Widodo, pembangunan ibukota baru nantinya akan mengusung konsep modern, smart, dan green city denganmemakai energi baru dan terbarukan (EBT) yang tidak bergantung pada energi fosil.

Jokowi menegaskan, ibu kota baru dirancang bukan semata sebagai simbol identitas negara, melainkan juga representasi kemajuan bangsa Indonesia. Pada realisasinya nanti itu akan mendorong partisipasi swasta, BUMN, maupun skema kerja sama pemerintah badan usaha.

Menanggapi hal itu, Victor mengaku punya kesamaan ide dengan konsep smart city dan green city. Pasalnya, dia dan puluhan anak milenial sedang mengembangkan PowerWall, energy storage system berkapasitas 8.8 KW sebagai teknologi EBT ramah lingkungan.

“Kami juga sedang menyiapkan pengembangan baterai dengan skala lebih besar, yaitu PowerPack 126 Mb dan PowerCube 1.2 MWh. Selain untuk rumah tinggal, real state, dan industri, baterai ini juga bisa difungsikan sebagai komponen utama mobil listrik yang mulai jadi perbincangan,” ujar Victor, Senin (26/8/2019).

Menurut dia, penggunaan mobil listrik akan masif sehingga pemakaian baterai listrik dan solar panel di rumah-rumah juga akan masif.

“Kalau itu terjadi, era bebas polusi udara dan green city sudah dimulai,” tambah Victor.

Untuk itu, setelah sukses di Jakarta dan Bandung beberapa waktu lalu, Baran Energy akan menyambangi Surabaya, tepatnya di CGV Marvell City Surabaya, pada 5 September mendatang. Ini dilakukan untuk memperkenalkan dan menyosialisasikan pemakaian teknologi yang mampu menekan pemakaian listrik konvensional.

“Kami akan dorong percepatan pemakaian baterai listrik dan solar panel demi mewujudkan kota yang bersih dan bebas polusi. Kami sudah siapkan skema pembayaran Rp 1 dan cicilan panjang hingga 10 tahun,” kata Victor.

Di Surabaya nanti Baran Energy akan memperkenalkan proyek yang sedang dikembangkan, yaitu tiga varian produk teknologi energi; PowerWall berkapasitas 8.8 KWh, PowerPack 126 Mb, dan PowerCube 1.2 MWh. Ketiga perangkat itu dapat digunakan mulai rumah tinggal, pabrik, real estate, perkebunan, pertambangan, hingga industri skala besar.

Sumber https://properti.kompas.com/read/2019/08/26/122033321/pemakaian-energi-terbarukan-di-antara-impian-membangun-ibu-kota-baru

Baran Energy Tawarkan Teknologi Listrik Seharga Rp1

Bisnis.com, JAKARTA – Milenial ini beserta rekan-rekannya yang tergabung dalam Baran Energy asal kota Tangerang Selatan berhasil berinovasi untuk memanfaatkan teknologi listrik dengan harga terjangkau hanya Rp1.

“Teknologi yang kami kembangkan berupa sistem penyimpanan energi. Kami yakin inovasi ini akan mampu mengubah peta industri energi di Indonesia,” kata pendiri Baran Energy, Victor Wirawan di Jakarta.

Bahkan diperkirakan, penggunaan teknologi baterai penyimpanan energi skala besar di Indonesia akan masif, menyusul tren di sejumlah negara maju yang telah lebih dahulu mengembangkan dan memanfaatkan teknologi ini. Victor Wirawan pada pertengah Juli ini akan meluncurkan teknologi baterai penyimpanan energi skala besar.

Dengan teknologi revolusioner ini, masyarakat dimungkinkan untuk tidak perlu membayar listrik lagi, karena baterai ini dapat menyimpan energi listrik yang dihasilkan solar panel pada siang hari untuk digunakan kemudian di malam harinya. Kemampuan yang dapat membuat perubahan secara dramatis dalam dunia energi di Indonesia.

“Pada Juli, 12 tahun lalu Steve Jobs membuat heboh dunia dengan presentasi kelahiran Iphone. Juli tahun ini milenial Indonesia calon Unicorn akan presentasi melahirkan program listrik hanya beban Rp1,” tutur Victor.

Menurut Victor, persoalan utama dalam hal ketersediaan energi adalah pasokan. Selama ini, dengan bergantung pada satu sumber energi, yaitu energi fosil menjadi beban, baik bagi pemerintah selaku penyedia energi maupun masyarakat luas. “Dengan baterai yang diproduksi oleh Baran, akan membantu pemerintah dalam menyediakan energi listrik yang bersih, terjangkau dan aman bagi masyarakat,” kata Victor.

Saat ini, Victor bersama puluhan anak-anak negeri yang berbakat mengembangkan tiga varian produk teknologi energi ramah lingkungan, yaitu PowerWall berkapasitas 8.8 KWh, PowerPack 126 KWh, dan PowerCube 1.2 MWh. Ketiga perangkat dapat digunakan mulai dari rumah tinggal, pabrik, real estate, perkebunan, pertambangan, hingga industri skala besar. “Sudah waktunya Indonesia secara nyata dan dengan dukungan politik yang tepat, memberikan ruang kepada energi terbarukan untuk dapat berkembang. Di berbagai negara, hal ini dilaksanakan dalam bentuk pemberian insentif dan ‘subsidi’ bagi energi terbarukan,” kata dia.

Menurut Victor, hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan perlakuan yang sama bagi energi berbasis fosil dan energi terbarukan. Dengan memberikan pertimbangan yang sama dalam penetapan harga, termasuk dengan menginternalisasikan berbagai biaya eksternal. Baterai karya anak bangsa, tutur Victor, bisa memberikan solusi bagi pemerintah dalam menjamin ketersediaan listrik di seluruh Indonesia. Untuk itu ia berharap, pemerintah dapat mendukung inisiatif anak bangsa dalam hal energi terbarukan.

Sumber : https://ekonomi.bisnis.com/read/20190704/44/1120327/baran-energy-tawarkan-teknologi-listrik-seharga-rp1

Baran Energy Luncurkan Baterai Listrik Tenaga Matahari

Baran Energy meluncurkan teknologi energi baru dan terbarukan (EBT) berupa energy storage system yaitu baterai penyimpanan energi skala besar mengandalkan energi yang bersumber dari matahari, angin, dan air. Produk ini disebut akan membantu program pemerintah dalam mendorong pemanfaatan energi yang bersumber dari EBT yang ditargetkan mencapai 23 persen pada 2025 mendatang.

Founder dan CEO Baran Energy, Victor Wirawan, yang memimpin pengembangan baterai ini bersama putuhan anak-anak negeri yang berbakat lainnya saat ini sedang mengembangkan tiga varian produk teknologi energi yang tergolong ramah lingkungan, yaitu PowerWall berkapasitas 8.8 KWh, PowerPack 126 Mb, dan PowerCube 1.2 MWh. Ketiga perangkat ini dapat digunakan, mulai dari rumah tinggal, pabrik, real estate, perkebunan, pertambangan, hingga industri sekala besar.

“Produk yang kami deca 300mg launching hari ini adalah PowerWall, yakni baterai dengan kapasiitas 8.8 KWh. Peluncuran teknologi ini juga selaras dengan komitmen pemerintah yang terus mendorong pemakaian energi yang bersumber dari energi baru dan terbarukan yang lebih ramah lingkungan,” ujar Victor saat acara launching, di Jakarta, Kamis (18/7).

Victor mengatakan, proses pengalihan pemanfaatan sumber energi berbasis fosil ke energi baru dan terbarukan di Indonesia memerlukan waktu, sama seperti di sejumlah negara Eropa dan China. Namun, pada waktunya, sumber-sumber energi berbasis fosil akan tergantikan oleh sumber energi terbarukan.

“Keinginan untuk membuat baterai sudah cukup lama, tetapi baru terealiasi beberapa waktu terakhir. Pasalnya, tidak mudah membuat bateral tersebut, karena dibutuhkan Research and development (R&D) yang mendalam dan memakan waktu. Selain itu, biaya produksinya juga cukup besar,” jelasnya.

Namun demikian, sambung Victor, masyarakat luas masih bisa menggunakan alat tersebut, sebab pihaknya telah menyediakan Program Rp 1. Pihalnya mencoba melakukan inovasi model kepemilikan, bagaimana supaya teknalogi ini menjadi terjangkau, sehingga Iebih banyak lagi orang yang bisa berpindah ke energi terbarukan.

Program ini diharapkan dapat membantu percapatan peralihan dari energi fosil ke energi terbarukan.

“Visi kami adalah mendorong penggunaan energi terbarukan dan mobilitas elektrik di Indonesia, namun menyediakan teknologinya saja tidaklah cukup,” tandasnya.

Sumber : https://www.liputan6.com/bisnis/read/4015734/baran-energy-luncurkan-baterai-listrik-tenaga-matahari

Baran Energy Kenalkan Teknologi Energi Terbaru ke Semarang

Sekelompok anak milenial di bawah Baran Energy bersama Elon Musk Indonesia akan menyambangi Semarang untuk mengenalkan dan menyosialisasikan penggunaan perangkat teknologi energi baru terbarukan (EBT) yang diklaim sebagai investasi energi pada masa depan. Perangkat teknologi yang pembuatanya dikerjakan oleh anak bangsa yang dipimpin Elon Musk Indonesia ini rencananya akan dikenalkan ke mayarakat Semarang pada 7 November 2019 pukul 09.30 WIB bertempat di Cinemaxx Java Mall, Semarang.

Victor Wirawan, CEO Baran Energy, atau yang biasa disapa Elon Musk Indonesia ini menjelaskan, sekarang ini banyak orang berlomba–lomba melakukan investasi untuk mengembangkan teknologi. Salah satunya teknologi energi baru terbarukan. Hal ini terjadi lantaran selain sebagai solusi energi pada masa depan, juga karena dinilai sebagai investasi yang menguntungkan.

Baca Juga: Baran Energy Akan Perkenalkan Listrik Rp1 ke Masyarakat Bandung

“Awalnya saya cernos memiliki keinginan menggunakan energi terbarukan untuk pribadi. Kemudian, saya berpikir untuk mengembangkannya sehingga bisa mempercepat penggunaannya di Indonesia sekaligus melakukan investasi dalam bidang tersebut,” tutur Victor Wirawan dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (31/10/2019).

Perusahaan yang didirikan oleh Elon Musk Indonesia kini sedang mengembangkan energy storage system yang di dalamnya terdiri dari modul-modul cell battery lithium. Salah satunya terdapat PowerWall dengan kapasitas 8 kWh. PowerWall berwarna putih yang terlihat cantik nan elegan sehingga dapat dipasang di rumah, perkantoran, dan lainnya.

“Saat ini, perkembangan industri yang kian meningkat mendorong permintaan penyimpanan energi listrik ini membutuhkan daya yang lebih besar. Baran juga memiliki PowerPack 96 kWh dan PowerCube 1 MW,” tutur Victor.

Victor Wirawan mengungkapkan bahwa untuk mewujudkan visinya mengenai energi terbarukan, Baran memiliki program Rp,1 sehingga biaya listrik dapat lebih hemat empat kali lipat. Selain itu, tidak perlu khawatir listrik padam dan tagihan listrik dalam jangka waktu yang panjang.

sumber : https://www.wartaekonomi.co.id/